Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Sampling Batubara dan Permasalahannya

1. Definisi

Sampling didefinisikan sebagai: “Proses pengumpulan suatu set primary increment dari suatu sampling unit dengan suatu cara sehingga pengukuran contoh analisis atau pengujian tidak
signifikan untuk sampling unit tersebut.”(Dalam buku J.W. Merck, “Sampling and weighing of
Bulk Solids)

2. Titik Sampling

Situasi yang paling menguntungkan untuk melakukan sampling ialah ketika batubara sedang bergerak
atau dipindahkan, dan ketika seluruh bagian batubara dapat dimasuki alat sampling. Aturan dasar pengumpulan contoh ialah semua partikel dalam batubara mempunyai kesempatan yang sama untuk
terambil menjadi bagian dari contoh.

Situasi tersebut yaitu pada saat batubara diangkut dengan belt conveyor, pada saat dikeluarkan dari belt feeder, atau pada saat dikeluarkan dari screen deck. Ketika batubara dikeluarkan dari truk, atau dari grab pada kapal laut, harus diperhatikan agar segregasi/pemisahan partikel dapat dihindari.

3. Jenis Sampling

3.1. Sampling manual

Manual sampling dilakukan secara manual mengunakan tenaga manusia menggunakan sekop, shovel,
atau ladle.

Sampling manual bisa dilakukan pada saat batubara diangkut dengan belt conveyor, pada saat dikeluarkan dari belt feeder, atau pada saat dikeluarkan dari screen deck. Ketika batubara dikeluarkan dari truk, atau dari grab pada kapal laut.

3.1.1 Stop belt sampling

Metode pengumpulan increment yang terbaik ialah dengan memberhentikan belt conveyor, kemudian
memasang sampling frame di atas belt (jarak minimum antara sisi-sisi frame ialah tiga kali ukuran partikel nominal top size batubara yang sedang diambil contohnya). Semua material yang berada di antara sisi-sisi frame diambil.

Walaupun batubara berada dalam keadaan diam, namun metode ini dianggap sebagai sampling dari arus bergerak.

Pada bias test, stopped belt sampling merupakan metode sampling acuan, yang mana menjadi bahan
pembanding terhadap metode sampling yang sedang diukur tingkat bias-nya.

Berikut Figur Sampling Stopbelt :


3.1.2. Sampling dari arus jatuhan (Falling stream)

Metode berikutnya yang disukai untuk manual sampling ialah dari arus jatuhan (falling stream) pada titik perpindahan belt, aliran keluar dari belt feeder, atau dari screen deck.

Berikut Figure Falling stream :

3.1.3. Sampling dari permukaan belt yang bergerak.

Sampling ini dilakukan di atas belt conveyor secara manual. Namun metoda ini memiliki beberapa
persyaratan keamanan, yaitu :
a. Kecepatan belt harus kurang dari 1.5 m/s
b. Tebalnya batubara pada belt harus kurang dari 0.3 m
c. Laju muat (flow rate) batubara harus kurang dari 200 ton per jam.

Berikut figure sampling belt conveyor:

3.1.4 Sampling dari arus pembongkaran yang terpotong – potong

Sampling ini dilakukan pada saat dumping truck di atas tongkang dan pembongkaran batubara di atas
kapal. Tingkat resiko sampling ini tergolong tinggi. Dan karena alasan operasional dan petugas sampler beberapa kali bahkan sering dilarang melakukan pengambilan increment. Sehingga sample yang diambil kurang representative lagi terhadap kargo muat.

Berikut figure sampling trucking dan Grab

3.1.5. Stationary sampling (Batubara dalam keadaan diam)

Metode ini termasuk sampling dari stockpile, dari bagian atas truk atau dari tongkang. Pada metode ini, persyaratan dasar yang menyatakan bahwa semua partikel hendaknya mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil menjadi bagian dari contoh tidak terpenuhi, oleh karena itu, metode ini hendaknya dihindari sejauh mungkin.

Berikut figure stationary sampling :

Dilihat dari ilustrasi cukup jelas persyaratan sampling yaitu semua batubara memiliki kesempatan yang sama untuk terambil tidak terpenuhi.

Dalam memilih lokasi sampling, keamanan operator merupakan perhatian utama. Dalam memilih
prosedur dan lokasi sampling perlu mempertimbangkan:

a) Apakah posisi sampling dapat dijangkau dengan mudah?
b) Apakah ada ruangan yang cukup luas untuk menyimpan contoh dan alat sampling?
c) Mudahkah contoh dipindahkan dari sampling point ke tempat transportasi untuk dibawa ke laboratorium?
d) Dapatkah contoh terambil dari lokasi terpilih tanpa terjadi bias?
e) Apabila ragu-ragu akan keselamatan lokasi sampling yang ditunjuk, supervisor hendaknya melakukan risk assessment (pemeriksaan resiko yang mungkin timbul). Rekomendasi yang diperoleh dari risk assessment harus ditindak lanjuti oleh manajemen lokasi.

3.2. Mechanical samping

Metoda ini sampling dilakukan dengan bantuan peralatan mekanis yang dijalankan baik secara manual maupun otomatis. Baik dengan settting mass maupun time basis.

3.2.1. Cross belt cutter

Kriteria
a) Mulut cutter harus sedemikian rupa sehingga semua partikel mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk menjadi bagian dari contoh.
b) Mulut cutter minimal yang efektif harus berukuran tiga kali nominal top size batubara.
c) Cutter harus mengambil cross section penuh dari aliran tersebut.
d) Bentuk belt conveyor harus dibuat sedemikian rupa sehingga cocok dengan lekukan celah cutter.
e) Cutter akan menyapu permukaan belt dengan bersih. Pisau cutter tidak boleh bersentuhan dengan belt, karena akan mengakibatkan kerusakan pada belt. Data desain akan menunjukkan jarak maksimum antara belt dan cutter yang diperbolehkan. Sesuaikan secara teratur setiap flexible blade, brushes atau skirts yang terpasang pada cutter agar tetap bersentuhan dengan belt.
f) ISO menerangkan perihal kecepatan rata-rata cutter harus minimum 1.5 kali kecepatan belt

Berikut Figure cross belt cutter:

3.2.2. Falling stream cutter

Kriteria
a) Cutter harus mengambil satu cross section penuh dari aliran batubara.
b) Cutter harus bergerak melalui aliran batubara pada kecepatan sama, yang tidak bervariasi lebih dari 5% saat cutter berada dalam aliran batubara.
c) Lebar cutter harus setidaknya 3xnominal top size batubara yang akan diambil contohnya.
d) Kapasitas efektif sample cutter harus mencukupi untuk menahan atau melewatkan increment tanpa ada yang hilang atau tumpah, pada saat sistem penanganan batubara ber operasi pada maksimum flow rate.
e) Cutter speed
- Eksperimen Gy, “Sampling of Particulate Matter: Theory and Practice”, telah menunjukkan bahwa
kecepatan maksimum cutter harus 0.6m/detik.
- ASTM D2234
- Klausa 7.5.1 menyatakan bahwa kecepatan falling stream cutter 475mm/detik telah memperagakan hasil yang dapat di terima.
- ISO 9411
- Klausa 8.8.2.2 menyatakan “pengalaman praktis telah menunjukkan bahwa kecepatan sampai 1.5m/detik dapat dipergunakan tanpa menghasilkan bias yang relevan.” Deviasi dari hasil karya Gy dapat ditolerir jika alat sampling tersebut bebas dari bias.

Berikut figure falling stream cutter:

3.2.3. Mechanical Auger untuk stationary sampling

Sampling batubara dalam keadaan diam dapat juga dilakukan secara mekanis menggunakan mechanical Auger. Dan sample yang terkumpul akan lebih representative.

Berikut figure mechanical auger:

4. Permasalahan yang ada pada pemeriksaan pengapalan batubara saat ini

1) Sudah banyak fasilitas pelabuhan yang menggunakan conveyor dengan rate loading di atas 500tph tetapi belum/tidak memiliki fasilitas mechanical sampler. Dalam keadaan ini sampling tidak dapat dilakukan di atas conveyor sehingga mundur satu step, dilakukan dekat hopper atau bahkan dilakukan di stockpile.
2) Ada beberapa pelabuhan dengan rate di atas 500tph sudah terpasang mechanical sampler tetapi hanya single stage (satu tahap) sedangkan yang di sarankan adalah double stage (2tahap). Keadaan ini sample yang terkumpul akan sangat banyak bisa berkisar 3-5 ton, sehingga akan menghambat mobilisasi sample dari pelabuhan ke Laboratorium.
3) Ada beberapa pelabuhan yang memasang mechanical sampler masih belum terkonfirmasi terhadap standard baik ISO maupun ASTM.
4) Dirjen Minerba melalui PUSLITBANG TEKMIRA terus melakukan audit baik sampling maupun draft survey ke semua Pelabuhan Batubara dan Mineral. Dan Minerba sudah mulai mengatur penggunaan mechanical sampler double stage untuk pelabuhan dengan rate conveyor di atas 200tph.
5) Banyaknya dispute data COA dan pada saat sampling dilakukan secara manual ini akan
membandingkan sesuatu yang tidak apple to apple.

5. Resume dan Kesimpulan




Contoh kasus bila ada dispute hasil antara muat dan bongkar, dimana pelabuhan muat menggunakan mechanical double stage dan pelabuhan bongkar manual dari palka kapal/hopper conveyor maka secara teori sampling kedudukan lebih tinggi mechanical sampler karena setara dengan stop belt sampling yang dilakukan misalnya tiap 2-3 menit tergantung flowrate.

Kesimpulan

Dengan demikian metoda sampling terbaik dan yang sesuai dengan kebanyakan fasilitas pelabuhan saat ini adalah menggunakan mechanical sampler double stage ( 2 tahap ). Kualitas sampling metoda ini akan setara dengan sampling stop belt yang merupakan metoda sampling terbaik.

Disiapkan oleh: Panik Hasan Sadikin, S. Mn. Judul asli SAMPLING BATUBARA
Diterbitkan di http://aapsite.geoservices.id/ oleh : Abdul Rozak dengan perubahan judul mejadi "Cara Sampling Batubara dan Permasalahannya"

Lebih lanjut ingin melakukan sampling batubara silahkan menghungi kami melalui halaman kontak kami.

Ingin melakukan pelatihan silahkan silahkan menghubungi kontak di bawah ini

Ratna Juwita

PT. Geoservices

Jl. Minangkabau Barat No. 34

Jakarta Selatan

Ph. 021 - 830 5555. ext. 123

Fax. 021 - 831 1454