Penyebab Perbedaan Hasil Analisa Batubara Saat Dimuat Dan Saat Di Bongkar
Terkadang menjadi perbincangan hangat dalam dunia analisa batubara adalah hasil analisa batubara saat batubara itu dimuat dengan menggunakan alat angkut semisal kapal ataupun tongkang dengan hasil analisa batubara saat batubara itu di bongkar dan dipindahka ke stock pembeli batubara.
Dalam hal ini banyak sekali faktor - faktor yang harus diperhatikan yang bisa menyebabkan hasil analisa itu berbeda, diantaranya adalah sebagai berikut:
Untuk itu metode sampling adalah salah satu yang harus dicurigai menjadi menyebabkan hasil analisa bisa berbeda.
Misalkan dipemuatan batubara yang menggunakan alat angkut tongkang, saat pemuatan metode sampling menggunakan automatik sedangkan dibongkarang menggunakan manual sampling. Jelas hal ini bisa menjadikan perbedaan hasil analisa mengingat sampling secara manual bisa menyebabkan banyak sekali faktor kekeliruan.
Atau mungkin sebaliknya di pemuatan batubara sampling secara manual dan di bongkaran menggunakan automatik sampling.
Meskipunn secara teori bahwa hasil analisa sampling dan manual harusnya memiliki hasil yang sama karena hasil analisa automatikpun haus dibuktikan dengan serangkaian analisa secara manual dalam kondisi sangat ideal, namun tehnik pengambilan secara manual lah yang memiliki kesulitan yang tidak sama. Bisa jadi pengambilan sampling manual terjadi pada konisi yang tidak ideal.
Misalkan kecepatan laju konveyor yang terlalu cepat yang seharusnya menggunakan atomatik masih saja menggunakan manual sampling sehingga sangat berpotensi tidak terambilnya bagian - bagian tertentu dari batubara saat sampling.
Misalkan pengambilan sampling curahan seharusnya dari depan curahan. Kondisi diapanngan saat melakukan sampling ternyata tidak bisa dilakukan sehingga dilakukan pengambilan sample dari arah samping curahan.
Atau bisa jadi kecepatan konveyor sudah sesuai untuk sampling secara manual, namun setiap pengambilan batubara tidak semua bagian batubara terambil. Misalkan hanya bagian partikel -pertikel besarnya saja yang terambil atau hanya bagian tengah dari batubara saja yang terambil.
Untuk ketidak terambilan sebagian batubara saat sampling inipun tidak hanya bisa terjadi pada sampling manual bahkan bisa terjadi pada sampling automatik. Hal ini bisa terjadi karena lengkung conveyor dan putaran cuter sampling automatik yang tidak sama, sehingga ada bagian yang tidak terambil atau bisa jadi cutter sampling sama sekali tidak sampai mengenai dasar conveyor.
Untuk itu metode sampling bisa menjadi penyebab hasil analisa antara pemuatan batubara dan hasil analisa pembongkaran batubara berbeda.
Contoh kasus sederhana adalah musim hujan atau musim panas.
Kadar air saat pemuatan dan pembokaran bisa jadi terjadi perbedaan bisa lebih kecil atapun lebih besar.
Misalkan batubara sebelum dibuat terguyur hujan selama satu minggu di stocpile kemudian dimuat kedalam tongkang dan setelah selesai pemuatan selanjutknya melakukan perjalanan selama tiga minggu sebelum akhirnya di bongkar ditempat pembeli batubara.
Selama perjalan cuaca cerah tidak ada hujan sama sekali.
Jika kondisi seperti itu jelas bisa jadi terjadi perbedaan hasil analisa kadar air total.
Bisa jadi hasil di pembongkaran batubara akan lebih kecil daripada saat dimuat.
Atau bisa terjadi sebaliknya batubara sebelum dan saat pemuatan terpapar matahari selama satu minggu dan diperjalanan menuju pembongkaran batubara terkena hujan, maka hasil kadar air total akan berbeda antara pemuatan dan pembongkaran.
Bahkan akan terjadi perberbedaan hasil analisa dipemuatan batubara dengan pembokaran batubara secara menyeluruh jika batubara diperjalan mengalami kebakara karena terlalu panas.
Setidaknya itulah 2 faktor yang bisa menyebabkan hasil analisa berbeda antara analisa saat pemuatan batubara dan hasil analisa pembongkaran batubara. Meski dibahas secara singkat mudah - mudahan bermanfaat.
Penulis :
Abdul Rozak
Dalam hal ini banyak sekali faktor - faktor yang harus diperhatikan yang bisa menyebabkan hasil analisa itu berbeda, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Metode Sampling Yang di Gunakan
Sampling adalah hal yang sangat penting dalam dunia analisa. Ketika sampling mengalami kesalahan maka sehebat apapun cara analisa sample, hasil analisa sample tidak akan pernah didapatkan hasil yang baik.Untuk itu metode sampling adalah salah satu yang harus dicurigai menjadi menyebabkan hasil analisa bisa berbeda.
Misalkan dipemuatan batubara yang menggunakan alat angkut tongkang, saat pemuatan metode sampling menggunakan automatik sedangkan dibongkarang menggunakan manual sampling. Jelas hal ini bisa menjadikan perbedaan hasil analisa mengingat sampling secara manual bisa menyebabkan banyak sekali faktor kekeliruan.
Atau mungkin sebaliknya di pemuatan batubara sampling secara manual dan di bongkaran menggunakan automatik sampling.
Meskipunn secara teori bahwa hasil analisa sampling dan manual harusnya memiliki hasil yang sama karena hasil analisa automatikpun haus dibuktikan dengan serangkaian analisa secara manual dalam kondisi sangat ideal, namun tehnik pengambilan secara manual lah yang memiliki kesulitan yang tidak sama. Bisa jadi pengambilan sampling manual terjadi pada konisi yang tidak ideal.
Misalkan kecepatan laju konveyor yang terlalu cepat yang seharusnya menggunakan atomatik masih saja menggunakan manual sampling sehingga sangat berpotensi tidak terambilnya bagian - bagian tertentu dari batubara saat sampling.
Misalkan pengambilan sampling curahan seharusnya dari depan curahan. Kondisi diapanngan saat melakukan sampling ternyata tidak bisa dilakukan sehingga dilakukan pengambilan sample dari arah samping curahan.
Atau bisa jadi kecepatan konveyor sudah sesuai untuk sampling secara manual, namun setiap pengambilan batubara tidak semua bagian batubara terambil. Misalkan hanya bagian partikel -pertikel besarnya saja yang terambil atau hanya bagian tengah dari batubara saja yang terambil.
Untuk ketidak terambilan sebagian batubara saat sampling inipun tidak hanya bisa terjadi pada sampling manual bahkan bisa terjadi pada sampling automatik. Hal ini bisa terjadi karena lengkung conveyor dan putaran cuter sampling automatik yang tidak sama, sehingga ada bagian yang tidak terambil atau bisa jadi cutter sampling sama sekali tidak sampai mengenai dasar conveyor.
Untuk itu metode sampling bisa menjadi penyebab hasil analisa antara pemuatan batubara dan hasil analisa pembongkaran batubara berbeda.
2. Faktor Cuaca
Tidak bermaksud mengkambinghitamkan cuaca, tapi inilah salah satu faktor yang bisa menjadikann hasil analisa batubara di bongkaran dengan hasil analisa dipemuatan berbeda.Contoh kasus sederhana adalah musim hujan atau musim panas.
Kadar air saat pemuatan dan pembokaran bisa jadi terjadi perbedaan bisa lebih kecil atapun lebih besar.
Misalkan batubara sebelum dibuat terguyur hujan selama satu minggu di stocpile kemudian dimuat kedalam tongkang dan setelah selesai pemuatan selanjutknya melakukan perjalanan selama tiga minggu sebelum akhirnya di bongkar ditempat pembeli batubara.
Selama perjalan cuaca cerah tidak ada hujan sama sekali.
Jika kondisi seperti itu jelas bisa jadi terjadi perbedaan hasil analisa kadar air total.
Bisa jadi hasil di pembongkaran batubara akan lebih kecil daripada saat dimuat.
Atau bisa terjadi sebaliknya batubara sebelum dan saat pemuatan terpapar matahari selama satu minggu dan diperjalanan menuju pembongkaran batubara terkena hujan, maka hasil kadar air total akan berbeda antara pemuatan dan pembongkaran.
Bahkan akan terjadi perberbedaan hasil analisa dipemuatan batubara dengan pembokaran batubara secara menyeluruh jika batubara diperjalan mengalami kebakara karena terlalu panas.
Setidaknya itulah 2 faktor yang bisa menyebabkan hasil analisa berbeda antara analisa saat pemuatan batubara dan hasil analisa pembongkaran batubara. Meski dibahas secara singkat mudah - mudahan bermanfaat.
Penulis :
Abdul Rozak